Popular Posts

Thursday, May 31, 2012

BUZZER


Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).fahmi subakti

LED


Pengertian LED
LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronik yang tidak asing lagi di kehidupan manusia saat ini. LED saat ini sudah banyak dipakai, seperti untuk penggunaan lampu permainan anak-anak, untuk rambu-rambu lalu lintas, lampu indikator peralatan elektronik hingga ke industri, untuk lampu emergency, untuk televisi, komputer, pengeras suara (speaker), hard disk eksternal, proyektor, LCD, dan berbagai perangkat elektronik lainnya sebagai indikator bahwa sistem sedang berada dalam proses kerja, dan biasanya berwarna merah atau kuning. LED ini banyak digunakan karena komsumsi daya yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan beragam warna yang ada dapat memperjelas bentuk atau huruf yang akan ditampilkan. dan banyak lagi
Pada dasarnya LED itu merupakan komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mampu memencarkan cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.

Gambar LED
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/led.jpg?w=300&h=105
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/untitled.jpg?w=472
Keunggulannya antara lain konsumsi listrik rendah, tersedia dalam berbagai warna, murah dan umur panjang. Keunggulannya ini membuat LED digunakan secara luas sebagai lampu indikator pada peralatan elektronik. Namun LED punya kelemahan, yaitu intensitas cahaya (Lumen) yang dihasilkannya termasuk kecil. Kelemahan ini membatasi LED untuk digunakan sebagai lampu penerangan. Namun beberapa tahun belakangan LED mulai dilirik untuk keperluan penerangan, terutama untuk rumah-rumah di kawasan terpencil yang menggunakan listrik dari energi terbarukan (surya, angin, hidropower, dll). Alasannya sederhana, konsumsi listrik LED yang kecil sesuai dengan kemampuan sistem pembangkit energi terbarukan yang juga kecil.
Penggunaan LED untuk pencahayaan :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/lampu.jpg?w=472
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/lampu1.jpg?w=472
Riset-riset mutakhir menunjukkan hasil menggembirakan. Kini LED mampu menghasilkan cahaya besar dengan konsumsi energi listrik (tetap) kecil. Berita terakhir adalah ditemukannya OLED (Organic LED) oleh para ilmuwan di University of Michigan dan Princeton University. Temuan ini sukses menghasilkan cahaya dengan intensitas 70 Lumen setiap 1 watt listrik yang digunakan. Sebagai perbandingan, lampu pijar memancarkan 15 lumen per watt, dan lampu fluoroscent (misalnya lampu jantung) memancarkan 90 lumen per watt. Keunggulan LED dibanding lampu fluoroscent adalah ramah lingkungan, cahaya tajam, umur panjang, dan murah.
Sebelum OLED ditemukan, persoalan yang dihadapi para ahli LED adalah rendahnya efisiensi LED. Bukan karena cahaya yang dihasilkan sedikit, tapi karena sekitar 80% cahaya terperangkan di dalam LED. Sebagai solusi, disain OLED menggunakan kombinasi kisi dan cermin berukuran mikro, bekerja bersama-sama memandu cahaya yang terperangkap di dalam LED keluar. Stephen Forrest, profesor teknik elektro dan fisika di University of Michigan, penemu OLED mengatakan bahwa kini kita bisa bersiap untuk mengganti pencahayaan di dalam bangunan dan rumah yang saat ini menggunakan lampu pijar ataupun fluoroscent dengan OLED.
Macam-macam LED :
1. Dioda Emiter Cahaya . Sebuah dioda emisi cahaya dapat mengubah arus listrik langsung menjadi cahaya. Dengan mengubah-ubah jenis dan jumlah bahan yang digunakan untuk bidang temu PN. LED dapat dibentuk agar dapat memancarkan cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Warna yang biasa dijumpai adalah merah, hijau dan kuning.
2. LED Warna Tunggal . LED warna tunggal adalah komponen yang paling banya dijumpai. Sebuah LED warna tunggal mempunyai bidang temu PN pada satu keping silicon. Sebuah lensa menutupi bidang temu PN tersebut untuk memfokuskan cahaya yang dipancarkan.
3. LED Tiga Warna Tiga Kaki . satu kaki merupakan anoda bersama dari kedua LED. Satu kaki dihubungkan ke katoda LED merah dan kaki lainnya dihubungkan ke katoda LED hijau. Apabila anoda bersamanya dihubungkan ke bumi, maka suatu tegangan pada kaki merah atau hijau akan membuat LED menyala. Apabila satu tegangan diberikan pada kedua katoda dalam waktu yang bersama, maka kedua LED akan menyala bersama-sama. Pencampuran warna merah dan hijau akan menghasilkan warna kuning.
4. LED Tiga Warna Dua Kaki Disini, dua bidang temu PN dihubungkan dalam arah yang berlawanan. Warna yang akan dipancarkan LED ditentukan oleh polaritas tegangan pada kedua LED. Suatu sunyal yang dapat mengubah polaritas akan menyebabkan kedua LED menyala dan menghasilkan warna kuning.
5. . Led Seven Segmen biasanya digunakan untuk menampilkan angka berupa angka 0 sampai 9, angka – angka tersebut dapat ditampilkan dengan mengubah nyala dari 7 segmen yang ada pada led yang disusun seperti gambar dibawah ini :

Gambar LED Seven Segmen :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/seven.jpg?w=472
Led Seven Segmen, terdapat dua macam, yaitu common anoda dan common Catoda :
1. Common Catoda berarti seven segmen tersebut terdiri dari led – led dimana Catoda nya (Kutub -) di hubungkan menjadi satu, skematiknya adalah seperti gambar dibawah ini :
Gambar Common Cathode :

2. Common anoda, skema nya adalah seperti dibawah ini :
Gambar Common Anode :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/a.jpg?w=300&h=132
Led seven segmen tersebut dapat diaktifkan dengan menghubungkan dengan perangkat kontrol seperti mikrokontroler, seperti di bawah ini :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/skema.jpg?w=300&h=183
Cara Kerja LED :
Karena LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2 kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam  hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari  anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. Led memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada led maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan 10mA-20mA dan pada tegangan 1,6V –  3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan. Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka led akan terbakar. Untuk menjaga agar LED tidak terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai penghambat arus.
Gambar LED :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/gambar.jpg?w=472
Simbol LED:
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/symbol.jpg?w=472
Sebuah LED :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/led1.jpg?w=472
Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Untuk menghasilkan warna putih yang sempurna, spectrum cahaya dari warna-warna tersebut digabungkan, dengan cara yang paling umum yaitu penggabungan warna merah, hijau, dan biru, yang disebut RGB. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong. Bahan semikonduktor yang sering digunakan dalam pembuatan LED adalah:
Ga As (Galium Arsenide,) meradiasikan sinar infra merah,
Ga As P (Galium Arsenide Phospide) meradiasikan warna merah dankuning,
Ga P (Galium Phospide) meradiasikan warna merah dan kuning.
Gambar Fisik LED :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/fisik.jpg?w=250&h=300
Cara Menghitung Nilai Resistor pada LED :
Tegangan kerja / jatuh tegangan  pada sebuah menurut warna yang dihasilkan :
1. Infra merah : 1,6 V
2. Merah : 1,8 V – 2,1 V
3. Oranye : 2,2 V
4. Kuning : 2,4 V
5. Hijau : 2,6 V
6. Biru : 3,0 V – 3,5 V
7. Putih : 3,0 – 3,6 V
8. Ultraviolet : 3,5 V
Berdasarkan Hukum Ohm,  V=I.R
Keterangan : V = tegangan,  I = arus listrik,  R = Resistor.
Apabila kita mencari nilai resistor maka : R = V/I
R =(Vs-Vd) / I
Vs = tegangan sumber(batry,accu,power suply).
Vd = jatuh tegangan.

Contoh : Misal kita mempunyai sebuah LED warna merah (memiliki jatuh tegangan 1,8 Volt) yang akan dinyalakan menggunakan  sumber tegangan(misalnya accu) : 12Volt maka kita harus mencari nilai resistor yang akan dihubungkan secara seri dengan LED.Sebelumnya kita mengetahui bahwa arus maksimal yang diperbolehkan adalah 20mA Jadi dari masalah diatas dapat diketahui : tegangan yang digunakan : 12V, jatuh tegangan : 1,8V, dan Arus listrik : 20mA=0,02Ampere. R=(12-1,8) / 0,02 = 510 ohm

Menghitung nilai resistor secara parallel :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/resistor.jpg?w=300&h=155
R LED Merah = (12 V- 1.8V) /0.02 A = 510 ohm
R LED Biru = (12V – 3V) / 0.02 A = 450 ohm
Menghitung resistor secara seri :
R = (12V – 9.6 V) / 0.02 A = 120 ohm
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/seri.jpg?w=472
Mennghitung resistor pada LED nyala putih(super bright). Kita memiliki 3 buah led nyala putih(super bright) dan akan kita nyalakan dengan mengguynakan accu 12 Volt maka, R = (-12V (3.6 V * 3)) / .0,3 A = 40Ω
Gambar LED super bright :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/super.jpg?w=472
Kelebihan dari LED :
LED memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lampu lain, dimana LED lebih hemat energi 80 % sampai 90% dibandingkan lampu lain.
LED memilki waktu penggunaan yang lebih lama hingga mencapai 100 ribu jam.
LED memiliki tegangan operasi DC yang rendah.
Cahaya keluaran dari LED bersifat dingin atau cool (tidak ada sinar UV atau energi panas).
Ukurannya yang mini dan praktis
Kelemahan LED
Suhu lingkungan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan elektrik pada LED.
Harga LED per lumen lebih tinggi dibandingkan dengan lampu lain.
Kelemahan dari LED di atas yang menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan
Cara penerangan biasa dengan lampu pijar maupun neon dibandingkan menggunakan LED.
Kelebihan Lampu Pijar atau Neon yang Menggunakan LED :
Jika lampu pijar tidak dapat digunakan lagi setelah bohlamnya pecah, namun tidak demikian pada lampu LED. LED merupakan jenis solid-state lighting (SSL), artinya lampu yang menggunakan kumpulan LED, benda padat, sebagai sumber pencahayaannya sehingga tidak mudah rusak bila terjatuh atau bohlamnya pecah. Kumpulan LED diletakkan dengan jarak yang rapat untuk memperterang cahaya. Satu buah lampu ini dapat bertahan lebih dari 30 ribu jam, bahkan mencapai 100 ribu jam.
LED untuk Interior Mobil :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/pemanfaatan.jpg?w=300&h=199
Buat yang mau mempercantik mobil dengan kerlap-kerlip cahaya lampu LED (light-emitting diode) yang hemat energi serta mampu memberikan efek cahaya dengan maksimal. Lampu LED memiliki watt sangat kecil dari pada lampu yang biasa digunakan untuk penerangan di kendaraan. LED merupakan semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga ultraviolet atau inframerah. LED sendiri identik dengan kendaraan modifikasi, namun perannya kini sudah banyak diaplikasi dengan kendaraan harian. Instalasi LED yang apik membuat kendaan makin tampil ciamik. 
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/pemanfaatan2.jpg?w=300&h=199
Keuntungan interior mobil jika menggunakan LED adalah :
Jauh lebih hemat energy dibandingkan lampu bohlam, sehingga lebih menghemat pasokan lirtrik di dalam mobil
Tidak menimbulkan panas, sehingga aman dan tidak menimbulkan efek maupun bahaya di dalam mobil
Pemakaian bisa lebih tahan lama dan lebih awet dari pada lampu bohlam biasa. Karena LED dapat bertahan lama sampai 15.000 – 20.000 Jam, sedangkan lampu Bohlam 5.000 Jam
Untuk pemasangan LED tidaklah sulit, bahkan membutuhkan waktu singkat, karena LED sudah dirancang Plug and Play, sehingga pemilik mobil bisa memasangnya sendiri. Contohnya seperti memasang LED pada lampu plafon Innova, Tinggal copot mika lampu plafon kemudian copot bohlam dari soketnya. Kemudian pasangkan LED pada soket lampu plafon dan tutup kembali mikanya.
Untuk harga memang menjadi kelemahan dari lampu LED, karena harganya masih lebih mahal dari pada lampu bohlam biasa.
Berikut daftar harga lengkap LED :
Lampu Mundur : Rp. 75.000
Lampu Rem : Rp.75.000
Lampu Rem Ekonomis : Rp.65.000
Lampu Plafon isi 24 Rp. 55.000, isi 18 Rp.4.5000
Lampu Senja : Rp.10.000 – Rp. 140.000
Lampu Kolong Dashboard  : Rp. 90.000/set (Biasa), Rp.140.000 (Fleksibel)
Emblem : Rp.60.000 (kecil), Rp.70.000 (besar)
Strobo : Rp.30.000 (6 LED), Rp.75.000 (44 LED), Rp.180.000 (120 LED)
Lampu Knight Rider : Rp.425.000 ( Diatur dengan Remote )
Lampu Kolong 1 set : Rp.600.000 ( Kombinasi lampu diatur dengan remote )
Lampu Khusus Avanza dan Xenia VVT-i : Rp.120.000
Untuk pilihan LED, rasanya padu-padan harus tetap mengedepankan kesan “pantas”, agar tidak terlalu berlebihan. Silahkan pilih LED yang cocok sesuai pilihan.

Lampu LED yang biasa digunakan untuk Interior Mobil :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/pemanfaatan3.jpg?w=300&h=199
LED untuk Lampu Senter
1. LED Headlamp
Adalah sebuah senter LED yang diikatkan di depan kepala kita, untuk menerangi langkah kita di malam hari atau tempat – tempat gelap lainnya, sehingga kita tidak perlu memegang senter tersebut. Senter LED ini menggunakan 12 lampu LED yang sangat terang. Cahayanya putih dan lebih terang dibandingkan lampu senter biasa. Pemakaiannya sangat irit dan hemat baterai. Features – featuresnya antara lain adalah menggunakan lampu LED putih yang sangat terang, LED life time 100000 jam, desain waterproof, ringan dan nyaman dipakaikan di kepala, konsumsi daya yang sangat kecil, menggunakan tiga buah baterai AAA. Alat ini sangat cocok digunakan oleh dokter, pendaki gunung, mancing di malam hari, dan lain sebagainya. Harga Headlamp ini biasanya  Rp. 125.000-,/unit.
Contoh LED Headlamp :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/pemanfaatan1.jpg?w=4722. Flashlight 21 LED
Adalah senter dengan menggunakan 21 lampu LED putih, sehingga menghasilkan sinar putih yang sangat terang. Pemakaiannya sangat irit dan hemat baterai. Cocok untuk digunakan di rumah, mobil, kamping, dan lain sebagainya. Spesifikasi dari Flashlight 21 LED ini adalah alumunium body, LED life time 100000 jam, menggunakan 3x baterai AAA. Harganya sekitar Rp. 200.000,-/unit.
Contoh Flashlight 21 LED :
http://rasapas.files.wordpress.com/2010/12/pemanfaatan4.jpg?w=300&h=224


Tuesday, November 22, 2011

Data Encryption Standard (DES)

Data Encryption Standard (DES)

Data Encryption Standard (DES), adalah nama dari Informasi Pengolahan Standar federal, (FIPS) 46-3 yang menggambarkan algoritma enkripsi data (DEA). DEA juga didefinisikan dalam standar ANSI X3.92. DEA merupakan perbaikan dari algoritma Lucifer yang dikembangkan oleh IBM pada awal tahun 1970. IBM, Badan Keamanan Nasional (NSA) dan Badan Standar Nasional (NBS sekarang Institut Nasional Standar dan Teknologi NIST) mengembangkan algoritma. DES telah dipelajari secara ekstensif sejak publikasi dan merupakan algoritma simetris yang paling banyak digunakan di dunia.

DES memiliki ukuran blok 64-bit dan menggunakan kunci 56-bit selama eksekusi (8 bit paritas yang menanggalkan dari kunci 64-bit penuh).DES merupakan sistem kriptografi simetris, khusus 16-round Feistel cipher. Ketika digunakan untuk komunikasi, baik pengirim dan penerima harus mengetahui kunci rahasia yang sama, yang dapat digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi pesan, atau untuk menghasilkan dan memverifikasi Kode Pesan Authentication (MAC). DES juga dapat digunakan untuk single-user enkripsi, seperti untuk menyimpan file pada hard disk dalam bentuk terenkripsi.

Mode Operasi

ECB (Electronic Book Kode)

Ini adalah algoritma DES biasa.

Data dibagi menjadi 64-bit blok dan setiap blok dienkripsi adalah salah satu pada suatu waktu.

Enkripsi terpisah dengan blok yang berbeda benar-benar independen satu sama lain.

Ini berarti bahwa jika data yang ditransmisikan melalui jaringan atau saluran telepon, kesalahan transmisi hanya akan mempengaruhi blok yang berisi kesalahan.

Hal ini juga berarti, bagaimanapun, bahwa blok dapat diatur kembali, sehingga berebut file luar pengakuan, dan tindakan ini akan tidak terdeteksi.

ECB adalah yang paling lemah dari berbagai mode karena tidak ada langkah-langkah keamanan tambahan yang diimplementasikan selain algoritma DES dasar.

Namun, ECB adalah yang tercepat dan termudah untuk melaksanakan, sehingga modus yang paling umum dari DES.

CBC (Cipher Block Chaining)

Dalam modus operasi, setiap blok ciphertext dienkripsi ECB XOR dengan blok plaintext berikutnya yang akan dienkripsi, sehingga membuat semua blok tergantung pada semua blok sebelumnya.

Ini berarti bahwa untuk menemukan plaintext dari blok tertentu, Anda perlu mengetahui ciphertext, kunci, dan ciphertext untuk blok sebelumnya.

Blok pertama yang akan dienkripsi tidak memiliki ciphertext sebelumnya, sehingga plaintext XOR dengan angka 64-bit yang disebut Initialization Vector, atau IV untuk pendek.

Jadi jika data yang dikirim melalui saluran telepon dan jaringan atau ada kesalahan transmisi, kesalahan akan dilakukan ke depan untuk semua blok berikutnya karena setiap blok tergantung pada yang terakhir.

Mode operasi ini lebih aman daripada ECB karena langkah XOR tambahan menambahkan satu lapisan lagi ke proses enkripsi.

CFB (Cipher Feedback)

Dalam mode ini, blok plaintext yang kurang dari 64 bit panjang bisa dienkripsi.

Biasanya, pengolahan khusus harus digunakan untuk menangani file yang ukurannya bukan kelipatan sempurna dari 8 byte, namun mode ini menghilangkan bahwa kebutuhan (Stealth menangani kasus ini dengan menambahkan beberapa byte boneka akhir file sebelum enkripsi).

Plaintext itu sendiri sebenarnya tidak melewati algoritma DES, tetapi hanya XOR dengan blok output dari itu, dengan cara berikut: Sebuah blok 64-bit yang disebut Shift Register digunakan sebagai masukan untuk DES plaintext. Hal ini awalnya ditetapkan untuk beberapa nilai sewenang-wenang, dan dienkripsi dengan algoritma DES. Ciphertext kemudian dilewatkan melalui komponen tambahan yang disebut M-kotak, yang hanya memilih bit paling kiri M dari ciphertext, dimana M adalah jumlah bit di blok kita ingin untuk mengenkripsi. Nilai ini XOR dengan plaintext yang nyata, dan output dari hal tersebut adalah ciphertext akhir. Akhirnya, ciphertext dimasukkan kembali ke dalam Daftar Shift, dan digunakan sebagai benih plaintext untuk blok berikutnya yang akan dienkripsi.

Seperti dengan mode CBC, kesalahan dalam satu blok akan mempengaruhi semua blok berikutnya selama transmisi data.

Mode operasi ini mirip dengan CBC dan sangat aman, tetapi lebih lambat dari ECB karena kompleksitas ditambahkan.

OFB (Umpan Balik Output)

Hal ini mirip dengan modus CFB, kecuali bahwa output ciphertext DES diumpankan kembali ke dalam Daftar Shift, bukan ciphertext akhir yang sebenarnya.

Shift Register diatur ke nilai awal sewenang-wenang, dan melewati algoritma DES.

Output dari DES melewati kotak-M dan kemudian makan kembali ke Shift Register untuk mempersiapkan blok berikutnya.

Nilai ini kemudian XOR dengan plaintext nyata (yang mungkin kurang dari 64 bit panjang, seperti mode CFB), dan hasilnya adalah ciphertext akhir.

Perhatikan bahwa tidak seperti CFB dan CBC, kesalahan transmisi dalam satu blok tidak akan mempengaruhi blok berikutnya karena sekali penerima memiliki nilai Pergeseran Pendaftaran awal, itu akan terus menghasilkan Pergeseran baru Pendaftaran input plaintext tanpa masukan data lebih lanjut.

Mode operasi ini kurang aman daripada mode CFB karena hanya ciphertext yang nyata dan DES output ciphertext diperlukan untuk menemukan plaintext dari blok paling baru.

Pengetahuan tentang kunci tidak diperlukan.

Perpustakaan tertanam VOCAL perangkat lunak mencakup berbagai lengkap ETSI / ITU / IEEE algoritma sesuai, di samping banyak algoritma standar dan kepemilikan lainnya. Perangkat lunak kami dioptimalkan untuk eksekusi pada ANSI C dan arsitektur terkemuka DSP (TI, ADI, AMD, ARM, MIPS, CEVA, LSI Logic ZSP, dll). Perpustakaan ini adalah modular dan dapat dijalankan sebagai tugas tunggal di bawah berbagai sistem operasi atau mandiri dengan mikrokernel sendiri.

Simplified DES adalah DES yang disederhanakan (udah tau yah? Hehehe..:-) ), kalau ngerti simplified DES, dijamin bakal cepet banget ngerti DESnya..

DES, begitu juga simplified DES (S-DES) termasuk block cipher yang bertipe feistel (ini udah pernah saya singgung blom yah..). Jadi, blok plainteks nantinya dibagi menjadi dua bagian yang sama besar.. (nanti lihat contoh biar lebih jelas..)

S-DES menggunakan:

block dengan panjang 8-bit sebagai input plainteksnya

initial permutation (permutasi inisial)

fungsi untuk membangkitkan subkey berbeda yang digunakan untuk tiap round

fk yang terdiri permutasi expansi, XOR dengan subkey, S-box, dan P-4 (permutasi 4-bit) atau

fK(L, R) = (L XOR F(R, SK), R) dimana L adalah 4-bit kiri, R 4-bit kanan, dan SK subkey (intinya sih fk ini berawal dari 4-bit R yang di expansi, trus di XOR dengan subkey, trus dimasukkkan ke dalam X-box, trus pi permutasi dengan P-4,,, hasilnya di XOR dengan 4-bit L), dan

switch function yang menukar L dengan R

Ini nih skema umumnya:

Fungsi pembangkitan kuncinya sendiri menggunakan:

inputan sebesar 10 bit

P-10 (permutasi 10 bit)

left shift cycle, dan

P-8 (permutasi

Fungsi pembangitan kunci ini nantinya menghasilkan dua subkey berbeda masing-masing 8 bityang akan digunakan untuk dua round pada S-DES. Nih skema pembangkitan kuncinya:

Lebih jelasnya lagi, skema enkripsi S-DES adalah:

Dengan:

P10(k1,k2,k3,k4,k5,k6,k7,k8,k9,k10) = (k3,k5,k2,k7,k4,k10,k1,k9,k8,k6), atau agar lebih singkat ditulis

P-10 = 3 5 2 7 4 10 1 9 8 6

P-8 = 6 3 7 4 8 5 10 9

IP = 2 6 3 1 4 8 5 7

IP inverse = 4 1 3 5 7 2 8 6

E/P (permutasi expansi) = 4 1 2 3 2 3 4 1

P4 = 2 4 3 1

S-box dan contohnya menyusul yah,, :mrgreen:

Itu dulu yang bisa saya bagikan,, insaAllah saya lanjutkan lagi.. Mudah2an bermanfaat..

Btw, saya masih lagi seneng loh.. Hehehehehehehehehehehehehehehehe… :-)

Ini nih contoh penyandiannya,,

S-DES ENCRYPTION SAMPLE

To the input (plaintext), apply initial permutation IP:

IP

2

6

3

1

4

8

5

7

In the next steps, we will develop 4 bits with which to replace the
left half of this “blue” result.

Input:

0

1

1

0

1

1

0

1

1

1

1

0

0

1

1

0

To right 4 bits of above result, apply expansion/permutation
E/P (generating 8 bits from 4). The bit numbering is that of the 4-bit
right-nibble, not of the 8-bit byte (e.g., indicated bit 2 refers to
byte’s bit 6).

E/P

4

1

2

3

2

3

4

1

0

0

1

1

1

1

0

0

Upon above result, perform binary XOR operation
with

subkey K1:

K1

1

0

1

0

0

1

0

0

1

0

0

1

1

0

0

0

Determine a row and a column from above
XOR result.
For the row, combine bits 1 and 4 and convert to decimal. For the column,
combine bits 2 and 3 and convert to decimal.

Determine another row and column. For this second row, combine bits 5
and 8; for this second column, bits 6 and 7.

Identify the entry in s-box S0 at the first row/first column you
determined. S0 shows it in decimal; convert it to binary (two bits). Enter
those bits as the first half of the 4-bit number at right. Identify the
entry in s-box S1 at the second row/second column you determined. Convert
it to binary; enter those two bits as the second half of the number at
right.

S0 =

c0

c1

c2

c3

r0

1

0

3

2

r1

3

2

1

0

r2

0

2

1

3

r3

3

1

3

2

S1 =

c0

c1

c2

c3

r0

0

1

2

3

r1

2

0

1

3

r2

3

0

1

0

r3

2

1

0

3

left nibble:
bits 1 & 4 -> 11 -> 3

bits 2 & 3 -> 00 -> 0

therefore, get from S0 row 3 col 0

result is 3 -> 11

right nibble:

bits 1 & 4 -> 10 -> 2

bits 2 & 3 -> 00 -> 0

therefore, get from S1 row 2 col 0

result is 3 -> 11

1

1

1

1

To above result, apply permutation P4:

P4

2

4

3

1

1

1

1

1

Upon the above P4 result,
perform binary XOR operation, combining it with the left 4-bits of our
first result (application of IP to original plaintext input, blue cell above).

We are trying to replace the left half of that first result. These XOR
result bits are the replacement bits for it.

0

0

0

1

Rewrite that
“blue” first result with its left half
replaced. (Look it up, keep/copy its right half, use the preceding result
as the new left half.)

0

0

0

1

0

1

1

0

Swap the two 4-bit halves of the above
(previous) result.

In the next steps, we will again develop 4 replacement bits, and with
them replace the
left half of this “green” swap result. The steps will be the same ones used for
that purpose already.

0

1

1

0

0

0

0

1

To right 4 bits of above
swap result, apply expansion/permutation E/P (generating 8 bits from 4):

E/P

4

1

2

3

2

3

4

1

1

0

0

0

0

0

1

0

Upon above result, perform binary XOR operation
with

subkey K2:

K2

0

1

0

0

0

0

1

1

1

1

0

0

0

0

0

1

Determine a row and a column from above result.
For the row, combine bits 1 and 4 and convert to decimal. For the column,
combine bits 2 and 3 and convert to decimal.

Determine another row and column. For this second row, combine bits 5
and 8; for this second column, bits 6 and 7.

Identify the entry in s-box S0 at the first row/first column you
determined. It’s given in decimal; convert it to binary (two bits). Enter
those bits as the first half of the 4-bit number at right. Identify the
entry in s-box S1 at the second row/second column you determined. Convert
it to binary; enter those two bits as the second half of the number at
right.

S0 =

c0

c1

c2

c3

r0

1

0

3

2

r1

3

2

1

0

r2

0

2

1

3

r3

3

1

3

2

S1 =

c0

c1

c2

c3

r0

0

1

2

3

r1

2

0

1

3

r2

3

0

1

0

r3

2

1

0

3

left nibble:

bits 1 & 4 -> 10 -> 2
bits 2 & 3 -> 10 -> 2

therefore, get from S0 row 2 col 2

result is 1 -> 01

right nibble:

bits 1 & 4 -> 01 -> 1

bits 2 & 3 -> 00 -> 0

therefore, get from S1 row 1 col 0

result is 2 -> 10

0

1

1

0

To above result, apply permutation P4:

P4

2

4

3

1

1

0

1

0

Upon the above P4 result,
perform binary XOR operation, combining it with the left 4-bits of the
earlier swap result (green cell above).

We are trying to replace the left half of that swap result. These XOR
result bits are the replacement bits for it.

XOR with 0110

1

1

0

0

Rewrite that
“green” swap result with its left half
replaced. (Look it up, keep/copy its right half, use the preceding result
as the new left half.)

1

1

0

0

0

0

0

1

To above result, apply reverse of initial permutation IP,
which is IP-1:

IP-1

4

1

3

5

7

2

8

6

This result is ciphertext. It is the S-DES encryption of the plaintext input.

0

1

0

0

0

1

1

0